19 August 2009
4:29:00 PM | kenapa wanita menangis

Suatu hari,
seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”

“Saya tidak
mengerti ibu,” kata si anak.

Ibunya hanya
tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kau memang tak akan mengerti…”

Kemudian si
anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas,” sang ayah menjawab.

“Semua
perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”

Si anak
membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan
menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya
Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah
mendengar
jawapannya:

“Saat Ku
ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan
bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu
itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang
tertidur.

“Kuberikan
wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap
berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.

“Kuberikan
keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua
orang sudah putus asa.

“Ku berikan
kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit,
walau penat, tanpa berkeluh kesah.

“Kuberikan
wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa
jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan
hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang
mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat
didakap dengan lembut olehnya.

“Kuberikan
wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi
pelindung baginya.
Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak
terkoyak..?

“Kuberikan
kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan
menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau
seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan
kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling
menyayangi.

“Dan akhirnya,
Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia
inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini
adalah “air mata kehidupan.”

xxxxxx

( xxx amal adam xxx )